Biar Nggak Baperan di Tempat Kerja

Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan seorang teman. Obrolannya panjang lebar, tidak semua kuingat. Tapi ada satu hal yang kuingat dan rasanya ini perlu kutulis supaya aku nggak lupa.

Begini, dia cerita bahwa dia tidak baperan di tempat kerja. Bahkan kalau ada orang yang tidak suka atau tidak cocok dengannya.

Kok bisa?

Dia bilang, secara pribadi kita boleh tidak cocok. Tapi kalau urusan kerja, fokusnya adalah bagaimana kita bisa berkontribusi pada perusahaan agar perusahaan tempat kita bekerja bisa lebih maju. Tidak hanya sekadar dapat gaji, tapi berkontribusi. Ini yang sering tidak ada dalam benak para karyawan.

Aku lalu ingat cerita yang disampaikan salah seorang senior di kantorku dulu. Ada dua orang pekerja bangunan yang sedang memasang bata. Orang pertama bekerja asal-asalan karena merasa mengerjakan hal yang membosankan. Orang kedua bekerja penuh semangat karena dia tahu yang dia bangun ini adalah sekolah. Orang yang kedua ini senang karena ia merasa berkontribusi. Dia tahu, di sekolah ini kelak anaknya sekolah. Jadi, dia memasang bata sebaik mungkin.

Kontribusi. Satu kata itu yang sering juga terlewat dari benakku.

Ketika kita sadar bahwa pekerjaan yang kita lakukan ini adalah usaha kita untuk berkontribusi bagi kemajuaan perusahaan, kita bisa menyisihkan rasa baper saat ada orang yang tidak cocok dengan kita. Kalau perusahaan maju, kita pun akan ikut menikmati hasilnya.

Balik ke temanku tadi. Dia bilang, kita perlu berlatih mengendalikan emosi. Emosi itu bisa menguras energi. Gunakan energi kita untuk hal yang penting-penting saja dan untuk relasi yang lebih berharga, misalnya, untuk keluarga kita.

“Pikir dulu sebelum memberikan reaksi,” ujarnya.

“Maksudnya, bersikap proaktif, ya?”

Dia mengiyakan. Mengembangkan sikap proaktif akan memberi kita kekuatan untuk memilih dan memberikan respons yang lebih bijak.

Kamu bisa? Aku masih harus banyak belajar. Aku masih sering reaktif rasanya sih. Dengan menyadari sikap reaktif, ini sudah satu langkah maju, kan? 😀

Leave a comment